Peran Strategis Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Mendorong Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan (Bagian 2)



Pembangunan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari peran aktif pemerintah dalam mengelola dan mengarahkan kebijakan makroekonomi, khususnya kebijakan fiskal dan moneter. Kedua instrumen ini menjadi pilar utama dalam menjaga stabilitas ekonomi, mendorong pertumbuhan, dan menciptakan pembangunan yang inklusif serta berkelanjutan.

Pengertian dan Peran Kebijakan Fiskal dan Moneter

  • Kebijakan Fiskal: Diatur oleh pemerintah melalui pengeluaran dan penerimaan negara (pajak, cukai, dll) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan distribusi kesejahteraan.

  • Kebijakan Moneter: Dilakukan oleh bank sentral (Bank Indonesia), terutama untuk mengatur jumlah uang beredar, suku bunga, dan nilai tukar guna menjaga inflasi serta stabilitas keuangan.

Data APBN 2024 (Ringkasan)

Berdasarkan Nota Keuangan APBN 2024, berikut ini adalah alokasi utama:

Komponen Nilai (Rp Triliun) Persentase (%)
Pendapatan Negara 2.781,3 100%
- Perpajakan 2.307,9 83,0%
- Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 473,0 17,0%
Belanja Negara 3.325,1 100%
- Belanja Pemerintah Pusat 2.467,5 74,2%
- Transfer ke Daerah 857,6 25,8%
Defisit Anggaran 543,8 2,29% terhadap PDB

Fokus APBN 2024: transformasi ekonomi hijau, digitalisasi, penguatan SDM, dan infrastruktur inklusif.

Grafik Deskriptif: Sinergi Fiskal-Moneter dalam Siklus Ekonomi

+---------------------+
|    Siklus Ekonomi   |
+----------+----------+
           ↓
[Ekonomi Melambat]  →  Kebijakan Fiskal: ↑ Belanja, ↓ Pajak  
                         +  
                      Kebijakan Moneter: ↓ Suku Bunga  
           ↓
     [Permintaan Naik]  
           ↓
[Ekonomi Pulih dan Tumbuh]  
           ↓
  Kebijakan Moneter: ↑ Suku Bunga  
  Kebijakan Fiskal: Konsolidasi Anggaran

Studi Kasus: Respons Kebijakan Bank Indonesia (2024)

Untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan mengendalikan inflasi yang dipicu faktor eksternal (seperti konflik geopolitik dan kenaikan harga pangan global), Bank Indonesia (BI) mengambil beberapa langkah strategis pada awal 2024:

  1. Menaikkan BI Rate menjadi 6,25% pada April 2024
    → Untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang sempat tertekan di atas Rp16.200/USD.

  2. Intervensi di Pasar Valas
    → Menjaga volatilitas dan cadangan devisa tetap aman.

  3. Operasi Moneter Ganda (Dual Intervention)
    → Intervensi di pasar spot dan DNDF (Domestic Non Deliverable Forward).

  4. Dorongan terhadap Digitalisasi Sistem Pembayaran
    → Memperkuat ekonomi digital dan memperluas QRIS lintas negara.

Dengan langkah-langkah ini, inflasi inti tetap terkendali di bawah 3% pada Kuartal II 2024 dan nilai tukar mulai stabil pada kisaran Rp15.800–16.000/USD.

Kesimpulan

Kebijakan fiskal dan moneter memiliki peran strategis dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Ketika keduanya bersinergi, pemerintah dapat menciptakan stabilitas, memperluas lapangan kerja, dan mempercepat transformasi ekonomi.

APBN 2024 dan kebijakan responsif Bank Indonesia menunjukkan bagaimana Indonesia memanfaatkan kedua instrumen ini untuk menghadapi tantangan global dan mendorong ekonomi nasional ke arah yang lebih tangguh dan inklusif.

---

📚 Baca Juga Artikel Relevan di StudiEkBis:

Temukan lebih banyak insight dan pembahasan strategis lainnya hanya di StudiEkBis!

Komentar

POPULER

SILABUS MATA KULIAH Pengantar Ekonomi Pembangunan

Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui Teknologi Digital: Peluang dan Tantangan

Pembangunan Infrastruktur Fisik dan Digital: Fondasi Penting Menuju Indonesia Maju

Peran Strategis Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Mendorong Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan (Bagian 1)

Evaluasi Kebijakan Pembangunan di Indonesia: Tantangan, Capaian, dan Arah ke Depan