Mengenal Ekonomi Digital: Platform Economy & Sharing Economy dalam Era Bisnis Digital



Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan besar terhadap cara manusia berinteraksi, bekerja, dan bertransaksi. Fenomena ini melahirkan apa yang dikenal sebagai ekonomi digital, yaitu sistem ekonomi yang sebagian besar aktivitasnya berlangsung melalui platform digital. 

Sangat penting untuk memahami bagaimana prinsip-prinsip ekonomi klasik—seperti permintaan, penawaran, dan efisiensi—bertransformasi di era digital ini. Artikel ini akan membahas dua konsep utama dalam ekonomi digital, yaitu platform economy dan sharing economy, serta bagaimana kedua konsep tersebut diterapkan. 

1. Apa itu Ekonomi Digital?

Ekonomi digital (digital economy) adalah aktivitas ekonomi yang utamanya terjadi melalui teknologi informasi dan komunikasi (TIK), termasuk transaksi, interaksi, produksi dan distribusi yang dibantu oleh platform digital.
Digitalisasi memungkinkan efisiensi baru, pengurangan biaya transaksi, penciptaan pasar baru atau cara kerja baru yang sebelumnya tidak mungkin.

Dalam konteks ini, platform economy dan sharing economy muncul sebagai dua fenomena penting.

2. Platform Economy

2.1 Definisi

Platform economy (ekonomi platform) dapat dipahami sebagai aktivitas ekonomi dan sosial yang difasilitasi oleh platform digital — yaitu rangkaian layanan yang menghubungkan dua atau lebih kelompok pengguna melalui teknologi ­‐ misalnya penyedia layanan dan konsumen.

Platform ini sering bersifat multi-sided (memiliki lebih dari satu kelompok pengguna) dan memperoleh nilai tambah melalui efek jaringan (network effects): semakin banyak pengguna, semakin besar nilai platform.

2.2 Karakteristik utama

Beberapa karakteristik penting ekonomi platform:

  • Platform sebagai perantara digital yang memfasilitasi transaksi atau interaksi antara penyedia dan pengguna. 

  • Efek jaringan: nilai platform meningkat seiring jumlah pengguna bertambah. 

  • Model bisnis yang sering menggabungkan unsur online dan offline (O2O = online to offline) — misalnya layanan transportasi, pengantaran, logistik. 

  • Infrastruktur digital dan fisik yang mendukung: konektivitas internet, sistem pembayaran online, logistik, dan juga kehadiran fisik misalnya mitra pengemudi atau merchant. 

2.3 Manfaat dan tantangan

Manfaat:

  • Memperluas akses pasar (baik bagi konsumen maupun penyedia layanan)

  • Meningkatkan efisiensi transaksi dan pemanfaatan sumber daya

  • Membuka peluang baru bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui platform digital

Tantangan:

  • Konsentrasi pasar (dominasi platform besar) yang bisa menghambat kompetisi. 

  • Tantangan regulasi: bagaimana mengatur hubungan kerja, pajak, perlindungan konsumen, dan persaingan dalam ekonomi platform. 

  • Kesenjangan digital (digital divide) yang membuat sebagian masyarakat tertinggal dalam akses dan partisipasi platform. 

3. Sharing Economy

3.1 Definisi

Sharing economy (ekonomi berbagi) adalah suatu ekosistem ekonomi yang berbasis model bisnis di mana individu atau organisasi berbagi, menyewakan, atau memanfaatkan aset/tawaran layanan yang kurang dimanfaatkan melalui platform digital. 

Banyak literatur menyebut bahwa sharing economy kini sangat bergantung pada platform digital sebagai enabler-nya, sehingga bisa dikatakan sharing economy merupakan bagian atau subset dari ekonomi digital. 

3.2 Contoh dan model bisnis

Contoh model sharing economy antara lain:

  • Individu yang memiliki kendaraan pribadi menyewakan atau menawarkan layanan transportasi melalui aplikasi.

  • Pemilik ruang tinggal yang menyewakan kamar atau properti secara peer-to-peer melalui platform.

  • Pengguna yang menawarkan waktu atau keahlian mereka melalui platform digital (gig economy).
    Studi kasus di Indonesia menemukan bahwa konsep sharing economy diadaptasi dalam layanan seperti pengiriman makanan dan barang melalui platform di mana individu memanfaatkan kendaraan dan waktu luang mereka sebagai mitra layanan. 

3.3 Manfaat dan dampak

Manfaat:

  • Pemanfaatan aset yang sebelumnya kurang terpakai menjadi lebih produktif.

  • Membuka peluang pendapatan tambahan bagi individu/mitra yang sebelumnya mungkin tidak memiliki akses ke pasar formal.

  • Dapat memperkuat inklusi ekonomi — lebih banyak orang dapat berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi.

Dampak dan tantangan:

  • Model kerja baru yang muncul (gig workers) terkadang memiliki kondisi kerja yang kurang stabil, perlindungan yang terbatas. 

  • Isu regulasi: hak pekerja, pajak, tanggung jawab platform.

  • Dalam skala makro, perlu dipertimbangkan bagaimana sharing economy berkontribusi terhadap keberlanjutan dan efek distribusi ekonomi. 

4. Studi Kasus: Gojek sebagai Platform & Sharing Economy di Indonesia

4.1 Profil Gojek

Gojek adalah perusahaan teknologi asal Indonesia yang menyediakan layanan multi-platform seperti transportasi (ride-hailing), pengiriman makanan, belanja, dan pembayaran digital. Melalui aplikasi, Gojek menghubungkan ribuan mitra driver/kurir dengan konsumen yang memerlukan layanan secara instan.

4.2 Analisis model bisnis

  • Sebagai platform economy, Gojek bertindak sebagai perantara digital yang menghubungkan dua atau lebih kelompok pengguna: mitra driver/merchant dan konsumen akhir.

  • Sebagai sharing economy, Gojek memungkinkan individu yang memiliki kendaraan atau waktu luang untuk menjadi penyedia layanan (mitra driver/kurir) dan memanfaatkan aset atau waktu mereka untuk mendapatkan pendapatan tambahan. 

4.3 Dampak bagi ekonomi Indonesia

Beberapa temuan penelitian menunjukkan:

  • Gojek berperan dalam menciptakan lapangan kerja fleksibel dan tambahan penghasilan bagi pengemudi/mitra. 

  • Gojek dan platform serupa telah membantu UMKM untuk memperluas jangkauan pasar melalui platform digital. 

  • Namun, muncul juga tantangan terkait keamanan kerja, regulasi, dan persaingan yang sehat bagi mitra. 

4.4 Pelajaran bagi bisnis digital

  • Pentingnya infrastruktur digital dan fisik yang memadai (konektivitas, pembayaran, logistik) agar layanan platform dapat berjalan lancar.

  • Kekuatan model dua-sisi (two-sided market) yang memerlukan strategi untuk menarik dan mempertahankan kedua sisi pengguna.

  • Regulasi dan tata kelola menjadi kunci untuk keberlanjutan dan keadilan dalam model platform/sharing economy—apalagi dalam konteks Indonesia.

  • Bisnis digital harus memperhitungkan aspek ekonomi makro-mikro: misalnya bagaimana model platform mempengaruhi pasar tenaga kerja, aset, konsumsi, dan struktur biaya.

5. Hubungan Teoritis dengan Prinsip Ekonomi Mikro & Makro

Dalam konteks mata kuliah Pengantar Ekonomi yang sebelumnya membahas prinsip permintaan-penawaran, elastisitas, struktur pasar dan variabel makro seperti PDB dan pengangguran, berikut beberapa kaitannya:

  • Platform economy dapat mengubah struktur pasar tradisional → muncul oligopoli atau monopsoni dalam platform jika satu platform mendominasi.

  • Dalam sharing economy, penggunaan aset tidak terpakai bisa mengubah supply di pasar, menurunkan biaya transaksi sehingga potensi menggeser kurva penawaran atau mempengaruhi elastisitas.

  • Dari sisi makro, platform dan sharing economy dapat meningkatkan partisipasi ekonomi, memperluas kerja fleksibel, dan dapat mempengaruhi indikator seperti pengangguran atau PDB digital.

  • Regulasi fiskal dan moneter perlu menyesuaikan dengan fenomena ekonomi digital ini karena efeknya bisa berbeda dibandingkan ekonomi tradisional.

6. Pertanyaan Diskusi & Tugas

Pertanyaan diskusi:

  1. Bagaimana model bisnis platform seperti Gojek berbeda dengan bisnis tradisional taksi atau pengantaran barang?

  2. Apakah model sharing economy selalu membawa keuntungan bagi semua pihak? Apa saja risiko atau efek sampingnya?

  3. Dari perspektif regulasi ekonomi, apa tantangan utama dalam menyeimbangkan inovasi platform dan keadilan sosial/ekonomi?

Tugas:
Pilih satu platform digital di Indonesia selain Gojek (misalnya layanan pengantaran makanan, marketplace, atau layanan freelance). Analisis:

  • Bagaimana platform tersebut menerapkan prinsip platform economy dan sharing economy?

  • Apa dampaknya terhadap penyedia layanan, konsumen, dan struktur pasar?

  • Apa tantangan yang dihadapi platform tersebut (misalnya regulasi, persaingan, keadilan pekerja)?
    Tuliskan analisis singkat (2-3 halaman) dan presentasikan dalam pertemuan berikutnya.

7. Simpulan

Ekonomi digital bukan sekadar “berbelanja online” tetapi melibatkan perubahan mendasar dalam cara aset dan layanan dipertukarkan, bagaimana platform menjadi penghubung utama, dan bagaimana model sharing economy mengubah struktur ekonomi tradisional. Dengan contoh nyata seperti Gojek, kita dapat melihat bagaimana teori ekonomi mikro dan makro diterapkan dalam konteks bisnis digital dan apa implikasinya bagi pengambilan keputusan ekonomi.

---

SIlahkan klik di sini untuk melihat silde-nya.


Komentar

POPULER

Silabus Mata Kuliah Manajemen Proyek

Pengendalian Proyek: Menguasai Earned Value Management (EVM)

Pengaruh Situasional dalam Perilaku Konsumen: Waktu, Lokasi, dan Suasana Hati

Segmentasi Berdasarkan Perilaku Konsumen

Silabus Mata Kuliah: Pengantar Pemasaran Digital